Pentingnya Adab menggunakan Media Sosial
Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, telah menghubungkan setiap manusia ke dalam sebuah dunia baru, dunia digital tanpa batas. Internet dapat menghubungkan berbagai belahan dunia yang tidak kenal sebelumnya dengan cara mengoneksikan komputer/HP dengan jaringan internet. Saat berinteraksi dengan pengguna internet di dalam jaringan, naluri manusia sebagai makhluk sosial muncul. Hal ini yang menjadi dasar munculnya media online (termasuk media sosial) yang mampu mewadahi para pengguna internet di seluruh dunia.
Medsos sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dari bangun tidur sampai mau tidur, medsos berada dalam genggaman. Medsos mempunyai dampak positif dan negatif. Di antara manfaatnya adalah memudahkan dalam berkomunikasi, bersilaturahmi, dan kemudahan mendapatkan informasi. Selain itu medsos juga bermanfaat untuk media belajar dan bisnis.
Di sisi lain, medsos juga dapat berdampak negatif bagi penggunanya. Seperti hoaks, ujaran kebencian, perkelahian, pornografi, radikalisme, terorisme, dan lain-lain. Contoh nyata adalah hasil pantauan tim AIS Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika per tanggal 5 Mei 2020 ada 1.401 konten hoaks dan disinformasi tentang Covid-19 yang beredar di masyarakat. Sedangkan dalam ujaran kebencian, data dari media tempo.co tanggal 20 November 2020, bahwa salah satu media sosial terbesar dari sepuluh ribu penayangan konten sepanjang bulan Juli-September 2020, terdapat sepuluh sampai sebelas unggahan yang mengandung ujaran kebencian.
Dari penjelasan di atas, dalam bermedia sosial perlu ada adab. Adab ini untuk menghindari dari dampak negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Harapannya dengan adab bermedia sosial ini, semua penggunanya aman dan nyaman serta lebih bermanfaat.
Pengertian Adab menggunakan Media Sosial
Secara bahasa, adab artinya adat istiadat; ia menunjukkan suatu kebiasaan, etiket, pola perilaku yang ditiru dari orang-orang yang dianggap sebagai model. Secara istilah adab adalah kebiasaan dan aturan tingkah laku praktis yang mempunyai muatan nilai baik yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sedangkan media sosial yakni media berbasis Internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan mempresentasikan dirinya dengan khalayak luas maupun terbatas yang dapat mendorong persepsi interaksi dengan orang lain. (Hendra A. Setyawan, 2017). Lebih lanjut ia menyatakan bahwa media sosial merupakan konten online yang dibuat dengan teknologi penerbitan yang sangat mudah diakses dan terukur.
Kemajuan teknologi sekarang berdampak pada cara komunikasi seseorang, berbagi berita, mencari informasi, gaya belajar, dan konten. Jenis media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah facebook, instagram, twitter, telegram, whatsapp, kaskus, dan lain-lain.
Dari penjelasan tersebut, maksud adab menggunakan media sosial adalah suatu sikap dan perilaku yang harus dikedepankan ketika berinteraksi dengan orang lain ketika menggunakan media sosial.
Dasar Naqli
Meskipun, zaman Nabi Muhammad Saw. belum ada media sosial, tetapi rambu-rambu dalam berinteraksinya diajarkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Di antara dalil naqli tentang menggunakan media sosial terdapat dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 6 berikut ini
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kalian tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Q.S. Al-HujurÄt/49:6).
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa ketika menerima sebuah informasi termasuk di dalamnya mendapatkan informasi dari media sosial, maka perlu dicek kebenaran informasi yang kalian terima. Pengecekan informasi tersebut bisa menanyakan ke pemberi informasi atau mengecek ke sumber-sumber resmi yang bisa dipertanggungjawabkan. Apabila kalian mendapatkan informasi tanpa diteliti kebenarannya, seperti yang dijelaskan Q.S. Al-Hujurat/49: 6 agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohannya yang akhirnya kalian akan menyesali perbuatan yang telah dilakukan.
Sedangkan dalam hadis Nabi Muhammad Saw. memberikan arahan dalam menggunakan media sosial sebagai berikut.
Artinya: Dari Abu al-Khair bahwa dia mendengar ‘Abdullah bin Amr bin al-Ash keduanya berkata, “Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, “Muslim yang bagaimana yang paling baik?” Beliau menjawab: “Yaitu seorang muslim yang orang lain merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya.” (H.R. Muslim)
Dari hadis di atas dikaitkan dengan adab dalam menggunakan media sosial, agar seorang muslim dalam berinteraksi dengan orang lain merasakan aman dari gangguan dalam bentuk lisan maupun update status atau komentar dalam menggunakan media sosial.