Sumber-sumber Ilmu Kalam

Semua ilmu pada prinsipnya mempunyai sumber, adapun sumber-sumber ilmu kalam adalah sebagi berikut:

Sumber-sumber Ilmu Kalam

a. Al-Qur’an

Sebagai sumber ilmu kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ke-Tuhan-an, di antarannya adalah:

1) Q.S. al-Ikhlas: 1-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. Maha Esa.

2) Q.S. asy-Syura’: 11. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

3) Q.S. al-Furqan: 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan yang Maha Penyayang bertahta di atas “Arsy”. Ia pencipta langit, bumi, dan semua yang ada diantara keduannya.

4) Q.S. al-Fath: 10. Ayat ini menunjukkan Tuhan mempunyai “tangan” yang selalu berada di atas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan janji Allah Swt.

5) Q.S. al-Maidah: 117. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “mata” yang selalu digunakan untuk memgawasi seluruh gerak, termasuk gerakan hati makhluk-Nya.

Ayat-ayat di atas berkaitan dengan dzat, sifat, asma, perbuatan, tuntunan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan eksistensi Tuhan. Hanya saja, penjelasan rinciannya tidak ditemukan. Oleh sebab itu, para ahli berbeda pendapat dalam menginterpretasikan rinciannya. Pembicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan keTuhanan disistematisasikan yang pada gilirannya menjadi sebuah ilmu yang dikenal dengan istilah ilmu kalam.


b. Al-Hadis

Masalah-masalah dalam ilmu kalam juga disinggung dalam beberapa hadits, Diantarannya hadis yang menjelaskan tentang iman, Islam, dan ihsan. Adapula beberapa hadis yang kemudian dipahami sebagian umat sebagai prediksi Rasulullah Saw. mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam, di antaranya:

Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan.”. Juga Hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar. Ia mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Akan menimpa umatku yang pernah menimpa Bani Israil, Bani Israil telah terpecah belah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan saja, “Siapa mereka itu, wahai Rasulullah?” tanya para sahabat. Rasulullah Saw. menjawab: “Mereka adalah yang mengikuti jejakku dan sahabat-sahabatku”.

Syaikh Abdul Qadir mengomentari bahwa Hadits yang berkaitan dengan masalah faksi umat ini, yang merupakan salah satu kajian ilmu kalam, mempunyai sanad sangat banyak. Diantara sanad yang sampai kepada Nabi adalah yang berasal dari berbagai sahabat, seperti Anas bin Malik, Abu Hurairah, Abu Ad-Darba, Jabir, Abu Said Al-Khudri, Abu Abi Kaab, Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Abu Ummah, Watsilah bin Al-Aqsa. Adapula pada riwayat yang hanya sampai kepada sahabat. Diantaranya adalah hadits yang mengatakan bahwa umat Islam akan terpecah belah kedalam beberapa golongan. Diantara golongan-golongan itu, hanya satu saja yang benar, sedangkan yang lainnya sesat.


c. Pemikiran Manusia

Salah satu sumber ilmu kalam adalah pemikiran manusia yang berasal dari pemikiran umat Islam sendiri dan pemikiran yang berasal dari luar umat Islam. Di dalam Al-Qur’an, banyak sekali terdapat ayat-ayat yang memerintahkan manusia untuk berfikir dan menggunakan akalnya. Dalam hal ini biasanya Al-Qur’an menggunakan redaksi tafakkur, tadabbur, tadzakkur, tafaqqah, nazhar, fahima, ‘aqala, ulul albab, ulul ilm, ulul abshar, dan ulun nuha. Diantara ayat-ayat tersebut yaitu: Q.S. at-Thariq ayat 5-7 yang artinya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan. Dia diciptakan dari air yang memancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.”

Ayat-ayat yang lain dapat ditemukan pada Surah Muhammad: 24, AnNahl: 68-69, Al-Isra’: 44, Al-An’am: 97-98, At-Taubah: 122, Shad: 29, AzZummar: 9, Adz-Dzariyat: 47-49, Al-Ghatsiyah: 7-20.

Pertama, golongan Mu’tazilah memusatkan perhatianya untuk dakwah Islam dengan membantah argumentasi-argumentasi orang-orang yang memusuhi Islam. Untuk itu, mereka tidak akan bias menolak lawa-lawannya kecuali sesudah mereka mempelajari pendapat-pendapat serta alas an-alasan lawan mereka. Maka terjadilah perdebatan-perdebatan yang rasional antar agama saat itu.

Kedua, sebagaimana pada faktor kedua dimana para mutakallimun sangat membutuhkan filsafat Yunani untuk mengalahkan lawan-lawannya, maka mereka terpaksa mempelajari dan mengambil manfaat dari ilmu logika, terutama dari sisi ketuhanannya. Misalnya An-Nadham, seorang tokoh Mu’tazilah, ia mempelajari filsafat Aristoteles dan menolak beberapa pendapatnya, demikian juga Abu al-Hudzail al-‘Allaf.


d. Insting

Ketika seseorang tidur dan bermimpi, mereka dapat bertemaan, bercakapcakap, bercengkerama, dan sebagainya dengan orang lain, bahkan dengan orang yang telah mati sekalipun. Ketika seorang yang mimpi itu bangun, dirinya tetap berada di tempat semula. Kondisi ini telah membentuk intuisi bagi setiap orang yang telah bermimpi untuk meyakini bahwa apa yang telah dilakukannya dalam mimpi adalah perbuatan roh lain, yang pada masanya roh itu akan segera kembali. Dari pemujaan terhadap roh berkembang ke pemujaan terhadap matahari, lalu lebih berkembang lagi pada pemujaan terhadap benda-benda langit atau alam lainnya.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kepercayaan adanya Tuhan, secara instingtif, telah berkembang sejak keberadaan manusia pertama. Oleh sebab itu, sangat wajar kalau William L. Reese mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan dengan ke-Tuhan-an, yang dikenal dengan istilah Theologia, telah berkembang sejak lama. Ia bahkan mengatakan bahwa Theologi muncul dari sebuah mitosdan selanjutnya, theologi itu berkembang menjadi “theology natural“ (teologi alam) dan “revealed theology “ (teologi wahyu).

Jadi metodologi yang digunakan oleh Ilmu Kalam dikenal dengan dalil naqli (dalil yang menggunakan nash-nash agama, yaitu Al-Qur’an dan Hadis Nabi) Serta dali aqli (dalil yang menggunakan argumentasi rasional). Dalam menggunakan dua metode tersebut timbul dua corak pemikiran kalam, yakni pemikiran kalam rasional dan pemikiran kalam tradisional.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel