Meneladani Perilaku Imam Mazhab

Para generasi muslim yang saleh, empat imam mazhab merupakan figure yang bukan hanya dijadikan sebagai rujukan mazhab fikih bagi kaum muslimin sedunia. 

Namun mereka juga pantas dijadikan sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah sebagian perilaku para imam mazhab yang bisa kita contoh:

a. Kesungguhannya dalam Menuntut Ilmu

Sosok empat imam mazhab adalah figur yang pantas dijadikan teladan dalam menuntut ilmu, hingga mereke bisa mancapai derajat mujtahid, dan juga menjadi ahli fikih dan ilmu kalam yang luar biasa.

Imam Hanafi pernah berguru kepada lebih dari 93 orang tabiin dan jumlah guru yang menjadi tempatnya belajar mencapai 300 orang. Kegiatan bisnisnya terhenti karena kesibukannya menuntut ilmu, mengajar dan berfatwa. Beliau pernah mengalami proses uzlah (menyendiri) yang oleh alHujwiri, Imam Abu Hanifah disebut sebagai salah seorang waliyullah.

Terkait kesungguhan menuntut ilmu, Imam Malik pernah berpesan kepada para penuntut ilmu bahwa seseorang tidak akan dapat memperoleh ilmu,hingga Bersiap untuk dihantam oleh kefakiran dan mau memprioritaskan pencarian ilmu dari yang lainnya. Artinya jika telah bersiap diri untuk menjadi pecinta ilmu, maka harus bersiap diri menjadi fakir dari harta.

Imam Syafii juga demikian, beliau berguru kepada Imam Malik saat berusia 13 tahun dan mampu menghafal kitab al-Muwaṭa’ dengan baik yang membuat Imam Malik sangat mengagumi kemampuan Imam Syafi’i. Terkait kesungguhan mencari ilmu, Imam Syafi’i pernah berpesan, “Tidakkah aku berdiskusi dengan seseorang, melainkan aku sangat ingin yang bersangkutan bisa menunjukkan kesalahanku”.

Begitu pula dengan Imam Ahmad bin Hanbal yang merupakan sosok pecinta ilmu hadis. Beliau melakukan perjalanan panjang untuk menemui para syaikh hadis agar menerima periwayatan hadis. Mempelajari hadis sejak berusia 15 tahun dari 20 syaikh hadis. Perjalanan mencari ilmu dari Bashrah, Hijaz, Kufah, Yaman hingga ke Makkah berguru ilmu Fikih dan Ushul Fikih dari Imam Syafi’i.


b. Menghargai perbedaan

Perbedaan pendapat biasa terjadi sejak dahulu hingga sekarang. Begitu juga dengan keempat imam mazhab, terkadang mereka memiliki perbedaan pendapat antara yang satu dengan yang lainnya, namun mereka tetap saling menghargai. Contoh Imam Syafii tidak pernah mengaku sebagai paling benar. Ia menghargai pendapat ulama lain yang berbeda dengannya. Ia berkata, “ini pendapatku. Pendapatku benar menurutku, tetapi memiliki kemungkinan keliru. Dan pendapat ulama lain salah menurutku, tetapi memiliki kemungkinan benar.”


c. Perilaku Tawaḍḍu’

Para imam mazhab telah diyakinii memiliki ilmu yang sangat memadai, sehingga mampu memberikan fatwa-watwa yang dibutuhkan umat. Namun demikian hal tersebut tidak menjadikan mereka merasa paling hebat dari orang lain, mereka tetap berperilaku rendah hati (tawaḍḍu’) kepada orang lain.

Sebagai contoh, Imam Syafi’i yang ahli dalam bidang ilmu fikih, ushul fikih, juga ilmu hadis, bahkan mendapat julukan pembela sunah, namun beliau tetap tawaḍḍu’ dalam kesehariannya, seperti tercermin dalam salah satu bait syair beliau:

Artinya: Aku mencintai orang shaleh walaupun aku bukan seperti mereka. Tapi aku benci orang-orang ahli maksiat meskipun sesungguhnya aku pun sama kelakuannya.

Perilaku tawaḍḍu’ juga tercermin pada Imam Hanafi. Kepandaian beliau tidak diragukan lagi, beliau mengerti betul tentang ilmu fikih, ilmu tauhid, ilmu kalam, dan juga ilmu hadis. Di samping itu, beliau juga pandai dalam ilmu kesusasteraan dan hikmah. Namun demikian Imam Hanafi tetap bersikap rendah hati kepada orang lain.


d. Ketekunan dalam beribadah

Para imam mazhab dikenal tekun dalam beribadah; mereka menyibukan diri beribadah kepada Allah Swt. Seperti yang ditunjukkan oleh Imam Hanafi, beliau senantiasa menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah.

Demikian pula Imam Hanbali yang hampir setiap hari berpuasa dan di waktu malam sedikit tidur, lebih banyak salat malam dan witir hingga subuh tiba. Imam mazhab yang lain pun juga demikian, selalu menyedikitkan tidur malam, dan mengisinya beribadah kepada Allah Swt.


e. Keikhlasan

Di antara sifat yang perlu kita jadikan teladan dari para imam mazhab adalah keikhlasan dalam mencari ilmu. Mereka mencari ilmu bukan karena ingin mencari kemegahan. Begitu pula setelah memperoleh kesuksesan dalam mencari ilmu, mereka tetap ikhlas, tidak tergoda oleh jabatan duniawi.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel